Aku Menatap Langit Kota, Tapi Yang Kulihat Hanya Siluetmu Hujan gerimis membasahi kaca jendela apartemenku. Dari lantai 27, gemerlap lampu...

Absurd tapi Seru: Aku Menatap Langit Kota, Tapi Yang Kulihat Hanya Siluetmu Absurd tapi Seru: Aku Menatap Langit Kota, Tapi Yang Kulihat Hanya Siluetmu

Absurd tapi Seru: Aku Menatap Langit Kota, Tapi Yang Kulihat Hanya Siluetmu

Absurd tapi Seru: Aku Menatap Langit Kota, Tapi Yang Kulihat Hanya Siluetmu

Aku Menatap Langit Kota, Tapi Yang Kulihat Hanya Siluetmu

Hujan gerimis membasahi kaca jendela apartemenku. Dari lantai 27, gemerlap lampu kota tampak seperti kunang-kunang yang kehilangan arah. Aku menyesap teh panas, aromanya gagal menghangatkan hatiku yang membeku. Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, yang kulihat di balik gemerlap itu hanyalah siluetmu, Lan.

Dulu, tanganmu menggenggam erat tanganku di balkon ini. Kita berjanji di bawah langit yang sama, langit yang kini terasa begitu asing. Kau berjanji akan selalu ada. Kau berjanji…

Tapi, janji hanyalah kata-kata.

Kau menikah dengan Wang Lei, pewaris tunggal grup Wang Enterprises. Pernikahan yang menjanjikan kekuasaan dan kemewahan, sesuatu yang tak bisa kuberikan. Aku, hanyalah seorang pemain guqin di bar remang-remang, menumpahkan perasaanku dalam setiap nada yang kupetik.

Aku diam. Bukan karena lemah, tapi karena… ada rahasia yang harus kulindungi. Rahasia yang menyakitkan, lebih dari pengkhianatanmu.

Beberapa bulan lalu, aku menemukan sebuah dokumen rahasia di laci meja ayahmu. Dokumen yang mengungkap praktik korupsi dan pencucian uang Wang Enterprises, yang melibatkan banyak pejabat tinggi. Aku menyimpannya, bukan untuk memerasmu, tapi untuk melindungimu. Karena aku tahu, kau tak bersalah.

Aku tahu, Wang Lei mengancammu. Jika kau menolak menikah dengannya, ia akan membongkar masa lalu kelam ibumu, yang selama ini kau sembunyikan rapat-rapat.

Aku tahu segalanya.

Beberapa minggu terakhir, terjadi keanehan. Seorang pria berpakaian serba hitam selalu membuntutiku. Teleponku disadap. Aku merasa diawasi. Ini bukan kebetulan. Ini adalah permainan Wang Lei.

Semalam, aku menerima surat tanpa nama. Di dalamnya hanya ada satu kalimat: "Waktunya telah tiba." Bersamaan dengan surat itu, aku menerima sebuah USB berisi salinan dokumen yang sama seperti yang kusimpan. Seseorang mengetahui rahasia ini. Seseorang ingin membalas dendam.

Hari ini, Wang Lei ditangkap. Skandal korupsi Wang Enterprises terungkap ke publik. Reputasinya hancur berkeping-keping. Ibumu aman. Kau bebas.

Aku tersenyum pahit. Aku tidak melakukan apa pun. Aku hanya menunggu. Aku tahu, takdir akan berbalik arah.

Aku menghela napas. Balas dendam ini bukan atas namaku. Balas dendam ini untuk ibumu. Balas dendam ini… untuk anak kita.

Kau tak pernah tahu, Lan. Aku tidak pernah memberitahumu. Saat itu, kau terlalu takut dan aku terlalu mencintaimu. Aku memilih diam, demi kebahagiaanmu.

Sekarang, aku hanya bisa menatap langit kota, berharap suatu hari nanti kau akan mengerti… dan memaafkanku, atau mungkin... justru membenciku selamanya.

You Might Also Like: 89 Mystery Of Why Charles Ii Of Spains

0 Comments: